Dream - Monstore menjadi salah satu brand lokal yang diikutsertakan dalam pameran khusus streetwear di Amerika, 'Agenda Show'. Meski membawa tema pop culture, Monstore tetap menyelipkan ciri khas Indonesia.
Jika diperhatikan, streetwear atau pop culture kurang selaras ketika disandingkan dengan budaya Indonesia. Tapi, Dita Sri Lestari, Fashion Designer Monstore berhasil menggabungkan unsur Reinassance dan hasil karya pelukis legendaris, Raden Saleh dalam tema 'Co-Extinct'.
" Kami ingin memperlihatkan kepunahan yang terjadi ketika Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun. Makanya, selain mengangkat unsur reinassance dan karya Raden Saleh, di sini ada sentuhan Indie-Dutch," ujar Dita di Pacific Place, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Foto: Instagram @monstore
Koleksi yang akan tampil pada 28-30 Juni adalah lukisan reinassance karya seniman Italia, Caravaggio dan karya Raden Saleh yang disusun kembali menjadi motif baru.
" Disusun kembali seperti konsep re-make, tapi tidak menghilangkan unsur awalnya. Karya Raden Saleh digabungkan menjadi satu motif dan di-print pada bahan," tuturnya.
Ini bukan kali pertama mereka mengangkat unsur seni lokal sebagai inspirasi. Tapi, tahun ini menjadi waktu tepat untuk mengeluarkan koleksi khususnya.
Foto: Instagram @monstore
" Dari awal produksi di tahun 2009, memang selalu mengangkat karya seni Indonesia. Semua karya itu dituangkan ke dalam desain kaos, outer, aksesoris dan lain-lain. Jadi, setiap desain punya cerita," kata Dita.
Cerita itu lah yang membuat sebuah pakaian bernilai lebih walaupun hadir dengan desain minimalis.
" Kalau desainnya hanya berisi tulisan sablon, kan seperti tidak ada maknanya. Jadi, dijual pun cukup sulit. Kalau ada ceritanya, dibeli dengan harga tinggi pun tidak masalah."
(Sah)
https://www.dream.co.id/lifestyle/unjuk-gigi-di-amerika-monstore-selipkan-ciri-khas-indonesia-180622n.htmlBagikan Berita Ini
0 Response to "Unjuk Gigi di Amerika, Monstore Selipkan Ciri Khas Indonesia"
Post a Comment